Selasa, 19 Maret 2013

10 wasiat MAnusia Hebat?

Tentu Anda berpikir-pikir siapa sich manuisa hebat itu.??
manusia hebat itu adalah Imam syahid Hasan Al-Bana, Beliau adalah pendiri gerakan dakwah Ikhwan yang terkenal di seluruh dunia, beliau  banyak meninggalkan catatan penting pada sejarah perjuangan Islam modern. Ingat, kehadiran Imam Syahid Hasan Al-Banna bertepatan dengan beberapa saat setelah hancurnya kekhalifan Islam yang terakhir. 
Setiap hari, dalam dakwahnya, ia berjalan kaki tidak kurang dari 20 KM. Beliau menyambangi desa-desa dan dilakukannya tanpa pamrih sedikitpun dari manusia. Ia duduk di warung kopi pada beberapa malam, menyatu dengan masyarakat yang sebenarnya, dan ia mampu mengingat nama orang yang baru saja ditemuinya walaupun hanya sekali, sehingga orang yang diajak bicara olehnya menjadi simpati.
Banyak warisan dari Imam Hasan yang sangat menggelorakan semangat dakwah Islam. Berikut ini beberapa di antaranya dari sekian wasiat-wasiatnya:
  1. Bangunlah segera untuk melakukan sholat apabila mendengara adzan walau bagaimanapun keadaannya.
  2. Baca, Telaah dan dengarkan Al-Quran atau dzikirlah kepada Allah dan janganlah engkau menghambur-hamburkan waktumu dalam masalah yang tidak ada manfaatnya.
  3. Bersungguh-sungguhlah untuk bisa berbicara dalam bahasa Arab dengan fasih.
  4. Jangan memperbanyak perdebatan dalam berbagai bidang pembicaraan sebab hal ini semata-mata tidak akan mendatangkan kebaikan.
  5. Jangan banyak tertawa sebab hati yang selalu berkomunikasi dengan Allah (dzikir) adalah tenang dan tentram.
  6. Jangan bergurau karena umat yang berjihad tidak berbuat kecuali dengan bersungguh-sungguh terus-menerus.
  7. Jangan mengeraskan suara di atas suara yang diperlukan pendengar, karena hal ini akan mengganggu dan menyakiti.
  8. Jauhilah dari membicarakan kejelekan orang lain atau melukainya dalam bentuk apapun dan jangan berbicara kecuali yang baik.
  9. Berta’aruflah dengan saudaramu yang kalian temui walaupun dia tidak meminta, sebab prinsip dakwah kita adalah cinta dan ta’awun (kerja sama).
  10. Pekerjaan rumah kita sebenarnya lebih bertumpuk dari pada waktu yang tersedia, maka manfaatkanlah waktu dan apabila kalian mempunyai sesuatu keperluan maka sederhanakanlah dan percepatlah untuk diselesaikan.

Jumat, 08 Maret 2013

Faktor-faktor pemicu Kebohongan


Al-Mawardi Berkata, Di antara faktor-faktor pemicu kebohongan adalah sebagai berikut;

1)  Menarik mamfaat dan menolak mudharat dan bahaya. Seseorang biasanya melihat bahwa berbohong lebih menyelamatkan dan menguntungkan. Sehingga ia menolelir dirinya untuk berbohong karena termakan tipuan. Padahal, bisa jadi kebohongan itu lebih menjauhkan harapannya dan lebih mendekatkan kepada kekhawatirannya. Karena perbuatan buruk dan jahat tidak akan menjadi kebaikan. Pepatah mengatakan, anggur tidak akan di petik dari pohon duri, dan buah pahit tidak akan dipetik dari tangkai anggur.

Rasulullh saw bersabda;
''jujurlah kalian walaupun kalian melihat keahncuran di dalamnya.''

Umar bin khattab berkata, ''sungguh, sekiranya kejujuran itu merendahkanku, padahal ia tidak akan merendahkanku, maka itu lebih aku sukai daripada aku terangkat karena kebohonganku, dan hal itu jarang terjadi.''

Seorang bijak berkata, ''kejujuran itu akan menyelamatkanmu meski engkau takut kepadanya, dan kebohongan itu akan menghancurkanmu meski enhgkau merasa aman dengannya.

2)  Untuk memperindah pembicaraan. Setelah seseorang tidak lagi menemukan kejujuran sebagai sesuatu yang dapat menghiasi kalimatnya, maka ia menjadikan kebohongan sebagai hiasan. faktor ini sesungguhnyha lebih buruk dari pada faktor pertam, karena ia muncul dari orang yang jiwanya hina dan kemauannya rendah.
  Al-jahizh berkata, ''seseorang tidak berbohong kecuali jiwanya rendah.''
sedangkan Ibnu Muqaffa berkata, '' jangan kau rendahkan dirimu dengan berbohong untuk bercanda, karena kebohongan itu cepat menolak kebenara.''

3)  Melampiaskan dendam kepada lawannya dengan menisbatkan berbagai keburukan yang diada-adakan. Ia melihat kebohongan dlam hal ini menguntungkan dan merupakan panah beracun yang akan membunuh lawannya.ini lebih buruk dairpad yang pertama dan kedua, karena ia menyatukan dua kesalahan: kebohongan dan kejahatan yang membahayakan orang lain. Karena itu, di dalam syari'at disebutkan bahwa kita tidak boleh menerima kesaksian seseorang atas musuhnya.

4)  Semua faktor yang di sebutkan di atas terhimpun dalam diri seseorang sehingga dusta telah menjadi kebiasaannya. Jiwanya terbelenggu oleh kebohongan, sehingga merasa sulit meninggalkan kebohongan, karena kebiasaan adalah watak kedua manusia. Seorang bijak berkata, ''Barangsiapa menyusu kepada kebohongan , maka ia sulit disapih.'' Di dalam kitab mantsur al-hikam di sebutkan, ''Setiap kali seseorang membiasakn sesuatu, maka sesuatu itu mengalahkannya.''

  • Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca, kepada khususnya diri penulis, smoga dengan adanya tulisan ini membuat kita semua untuk tidak berbohong. karna kebohongan itu kalau sudah menyatu dengan diri seseorang sulit untuk hilang dari diri seseoreang pendusta.
  • Smoga Allah menyertai kita semua dalanm membaca tulisan ini, sehingga di ingatkan kita selalu.